Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 20:25:03【Kabar Kuliner】071 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(599)
Artikel Terkait
- Program MBG di Banjarmasin telah menyasar 66 ribu penerima manfaat
- Sembilan SPPG di Bangli Bali kantongi SLHS
- Dokter nyangakan definisi label "sehat" pada kemasan ngak jelas
- Insiden pelepasan suar nodai konser reuni Oasis di Melbourne
- CORE: Jelang Natal, pasokan
- Upaya Jakarta cari "cuan" baru untuk pembangunan di tengah pemangkasan anggaran
- AS siap uji senjata nuklir, Rusia sebut akan lakukan hal serupa
- BLACKPINK puji antusiasme penggemar Indonesia
- HMI: MBG bisa hadirkan generasi sehat dan berdaulat
- Ketua PWI Pusat ingatkan wartawan terapkan kode etik dalam pemberitaan
Resep Populer
Rekomendasi

BPOM respon sirop obat dari India diduga ber

BI bangun tugu uang rupiah tiga dimensi di Bali

Sudinsos Jaktim bantu penyintas kebakaran di Kebon Pala

Ribuan ton bantuan terkumpul dari perlintasan Gaza sejak 10 Oktober

BGN bilang Bali masih butuh banyak SPPG untuk layani MBG

Upaya Jakarta cari "cuan" baru untuk pembangunan di tengah pemangkasan anggaran

Bertemu Presiden Korsel Lee, Prabowo puji K

Mikroplastik jadi alergen yang ancam kesehatan kulit